Kopi Kahwa Sumbar Curi Perhatian Pengunjung SCAA


Kopi Kahwa Sumbar Curi Perhatian Pengunjung SCAA




Seattle, 26 April 2014 - Paviliun Remarkable Indonesia di pameran Specialty Coffee Association of America (SCAA) hari ini (26/4) menyajikan ‘Kopi Kahwa’, minuman dari daun kopi. Keunikan kopi yang tidak terbuat dari biji kopi, melainkan daunnya, menarik para pengunjung yang hadir.
Cerita dibalik kopi ini, sekitar tahun 1800-an ketika kopi mulai ditanam dan diperkenalkan di Nusantara, masyarakat Sumatera Barat senang meminum minuman dari daun kopi. Tradisi ini dipertahankan secara turun-temurun dan masih dilakukan hingga saat ini.
“Ternyata Kopi Kahwa mendapat sambutan luar biasa, terutama karena disajikan secara tradisional dengan gelas dari batok kelapa dan disuguhkan dengan tambahan gula aren. Salah satu industri minuman di Colorado bahkan tertarik untuk menciptakan minuman baru dengan menggunakan daun Kopi Kahwa,” jelas Ni Made Ayu Marthini, Atase Perdagangan di Washington D.C.
Kopi Kahwa dipercaya mengandung zat antioksidan yang cukup tinggi, sehingga baik untuk kesehatan. Kopi ini disajikan langsung oleh salah satu petani dari Sumatera Barat dengan menggunakan pakaian tradisional, dan ternyata menarik minat pengunjung untuk datang dan bertanya lebih lanjut mengenai Kopi Kahwa.
Made Marthini menambahkan, “Pameran ini dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan tidak hanya biji kopi, tetapi juga produk lainnya terkait dengan kopi dan industri kopi.” Pada pameran ini, banyak yang menampilkan mesin, packaging, peralatan dan perlengkapan untuk kedai kopi, termasuk makanan dan minuman pelengkapnya. Paviliun Indonesia kali ini juga memperkenalkan biskuit dan permen dengan cita rasa kopi.
Cupping Session

kunjungan ke starbucks

Hari ini, Indonesia melakukan cupping session untuk 15 macam specialty coffee Indonesia, yaitu Arabica Sumatera Gayo 'Atulintang', Flores Arabica 'Bajawa', Papua Wamena, Sumatera Peaberry, Sumatera Bengkulu, Sumatera Wahana Semiwash, Bali Kintamani Natural, Toraja Sapan, West Java 'Malabar Mountain', Blue Java, Sumatera 'Solok Selatan', PTP Java Kayumas, PTP Java Jampit, Robusta Java Highland 'Borobudur', serta Robusta Flores 'Manggarai'.
Cupping session ini dihadiri sekitar 60 cuppers yang berasal dari berbagai negara antara lain Amerika Serikat, Brasil, Selandia Baru, Australia, Korea Selatan, China, Arab Saudi, Kanada dan Indonesia.
Acara ini dipandu oleh Syarifudin dan Mira Yudhawati, perwakilan dari Specialty Coffee Association of Indonesia. Mira bahkan merupakan barista Indonesia yang memiliki sertifikasi Q Grader dan juga juri resmi dari World Barista Championship (WBC).
"Cupping ini dilakukan untuk menunjukkan kualitas kopi Indonesia dan keragaman karakter atau profil yang dimiliki masing-masing specialty coffee Indonesia," jelas Mira. Cupping ini dilakukan dengan menggunakan metode dari SCAA dengan memberikan kesempatan para cuppers menilai kopi dari aroma dan rasa.
Coffee cupping adalah praktek dalam hal menilai rasa dan aroma kopi seduh. Praktik ini biasanya dilakukan oleh profesional yang dikenal dengan nama ‘Master Taster’. Prosedur standar coffee cupping adalah dengan menghirup dalam-dalam aroma kopi, kemudian
meminumnya dengan teknik tertentu. Yang dinilai adalah tekstur, kemanisan, keasaman, karakter rasa, dan rasa setelahnya.
--selesai--
Sumber: Atase Perdagangan RI di Washington DC
Disunting oleh Pusat Humas Kementerian Perdagangan

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.